Kiat-Kiat Meluruskan Niat
- Jibril’s Questions (Bagian 1)
- Kiat-Kiat Meluruskan Niat
- Sudah Luruskah Niat Kita?
- Laksanakan Perintah, Jauhi Larangan, dan Jangan Banyak Bertanya – Bagian Kedua
- Laksanakan Perintah, Jauhi Larangan, dan Jangan Banyak Bertanya
- Nasihat Adalah Inti Ajaran Agama Islam – Bagian Kedua
- Darah Seorang Muslim Terhormat
- Nasihat Adalah Inti Ajaran Agama Islam
- Kiat Selamat Dari Syubhat
- Lebih Mengenal Bid’ah
- Kupas Tuntas Seputar Takdir
- Jibril’s Questions (Bagian 2)
- Takdir dan Penciptaan Manusia
- 5 Pilar Sukses
- Jibril’s Questions (Bagian 3)
Diterbitkan pada -- 20 Januari 2021 @ 15:14
┏📜 🍃━━━━━━━━┓
📣 ITTIBA Mengaji
┗━━━━━━━━📜 🍃┛
Kiat-Kiat Meluruskan Niat
📖 Syarah Kitab Arba’in An-Nawawiy – Pertemuan Kedua
👤Ustadz Ahmad Zainuddin Al-Banjary, Lc. حفظه الله تعالى
🗓️ 06 Rabi’ul Awwal 1442 H / 22 Oktober 2020
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله رب العالمين، والعاقبة للمتقين، ولا عدوان إلا على الظالمين،
أشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، رب العالمين، وأشهد أن محمدا عبده ورسوله رسول الله الأمين صلى الله عليه وعلى آله وصحبح أجمعين، أما بعد
Doa pembuka
اَللَّهُمَّ إِنَّا نسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَرِزْقًا طَيِّبًا، وَعَمَلاً مُتَقَبَّلا
“Ya Allah, sungguh kami memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rizki yang halal dan amal yang diterima”
Pertemuan yang kedua masih membicarakan hadits yang pertama:
🕋 Hadits 1(الحديث الأول)
عَنْ أَمِيْرِ الْمُؤْمِنِيْنَ أَبِيْ حَفْصٍ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَقُوْلُ : إِنَّمَا اْلأَعْممَالُ بِالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى . فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ، وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُههُ لِدُنْيَا يُصِيْبُهَا أَوْ امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ.
[رواه إماما المحدثين أبو عبد الله محمد بن إسماعيل بن إبراهيم بن المغيرة بن بردزبة البخاري وابو الحسين مسلم بن الحجاج بن مسلم القشيري النيسابوري في صحيحيهما اللذين هما أصح الكتب المصنفة]
Dari Amirul Mu’minin, Abi Hafs Umar bin Al Khottob radiallahuanhu, dia berkata: Saya mendengar Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda: Sesungguhnya setiap perbuatan tergantung niatnya. Dan sesungguhnya setiap orang (akan dibalas) berdasarkan apa yang dia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena (ingin mendapatkan keridhaan) Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada (keridhaan) Allah dan Rasul-Nya. Dan siapa yang hijrahnya karena dunia yang dikehendakinya atau karena wanita yang ingin dinikahinya maka hijrahnya (akan bernilai sebagaimana) yang dia niatkan. (Riwayat dua imam hadits, Abu Abdullah Muhammad bin Isma’il bin Ibrahim bin Al Mughirah bin Bardizbah Al Bukhori dan Abu Al Husain, Muslim bin Al Hajjaj bin Muslim Al Qusyairi An Naishaburi dan kedua kitab Shahihnya yang merupakan kitab yang paling shahih yang pernah dikarang).
🕋 Pelajaran-pelajaran yang dapat diambil dari Hadits ini
1️⃣ Hadits Niat ini adalah Hadits yang tergolong dari Hadits Ahad
Hadits Ahad adalah hadits yang diriwayatkan oleh seorang Sahabat Nabi ﷺ, kemudian Sahabat Nabi ﷺ tersebut meriwayatkan kepada seorang tabi’in, dan tabi’in tersebut meriwayatkan kepada tabi’ut tabi’in.
Di Hadits ini, sanad periwayatannya adalah:
☑️ Rasulullah ﷺ menyampaikan kepada:
☑️ Umar bin Al-Khaththab رضي الله عنه, menyampaikan kepada:
☑️ AlQamah bin Abi Waqqash Allaify, meriwayatkan kepada:
☑️ Muhammad bin Ibrahim Attaimy, meriwayatkan kepada:
☑️ Yahya bin Said AlAnshary, dari beliau maka:
☑️ menurut Ibnu Rajab diriwayatkan oleh 200 perawi, bahkan menurut Ibnu Hajar Al-Asqalani diriwayatkan hingga 700 perawi.
➡️ Hadits ahad bisa Menjadi sandaran hukum dalam hal Aqidah
➡️Hadits Ahad adalah:
ما لم يجمع شروط المتواتر
yakni Hadits yang tidak terkumpul padanya syarat Mutawaatir.
➡️Salah satu perbedaan Ahlussunnah dengan ahlul kalaam bahwa ahlul kalaam tidak mengakui hadits ahad karena menurut mereka hadits ahad menimbulkan ilmu yang tidak pasti.
2️⃣ Para ulama bersepakat akan kesahihan hadits ini
3️⃣ Para ulama menganggap hadits ini hadits yang penting sehingga menulisnya sebagai hadits yang pertama di dalam kitab-kitab mereka, contoh: Imam Bukhari, Imam Baghawi, Imam Abdul Ghaniy Almaqdisiy (kitab umdatul ahkam), Imam Assuyuuti (kitab Jamii’us Shaghir).
4️⃣ Perkataan ulama ttg hadits ini:
📝 Imam Syafi’i sebagaimana dinukil Imam Nawawi: “Hadits ini sepertiga ilmu islam, dan masuk ke dalam 70 pintu dari pintu fiqh”
📝 Imam Ahmad: “Pokok ajaran islam ada 3 hadits: Hadits Niat, Hadits dari ‘Aisyah tentang bid’ah, dan Hadits dari Nu’man ‘halal haram syubhat sudah jelas’. Seharusnya semua kitab ditulis dgn diawali 3 Hadits ini.”
5️⃣ Makna dari amalan tergantung niat adalah ada 2:
- Amalan terjadi karena niat
- Amalan akan dianggap baik atau benar, rusak atau baik sesuai dengan niat
6️⃣ Apabila berbicara niat dari sisi ilmu fiqh maka ada beberapa makna:
- Membedakan antara satu ibadah dengan ibadah lainnya. Contoh: saya shalat Zhuhur atau Ashar
- Membedakan ibadah wajib dengan ibadah sunnah
- Membedakan adat kebiasaan dengan ibadat
7️⃣ Niat apabila ditinjau dari sisi aqidah:
maka pembicaraan niat berarti berfungsi membedakan tujuan amal:
تمييز المقصود بالعمل
(Tamyiizul maqsud bil amal)
➡️ apakah maksud amal tersebut murni karena Allah ﷻ atau karena ingin dilihat, dihadiahi, dan disanjung oleh manusia.
8️⃣ Sinonim² kata niat di dalam lafal Alquran atau Hadits Nabi ﷺ:
1. Niat = Ikhlas, dalilnya
2. Niat = Al-Iraadah (keinginan), dalilnya ada di Surat Ali Imran ayat 152 dan Surat Alkahfi ayat 28.
3. Niat = Ibtighaa (menginginkan/berharap) dalilnya di Surat Al-Lail ayat 20
9️⃣ Kata niat dalam Hadits ini lebih condong kepada niat dalam penggunaan Aqidah, yaitu niat keikhlasan
🔟 Yang dimaksud dengan amalan-amalan adalah seluruh amalan seperti shalat, puasa, haji, amar ma’ruf nahi mungkar, mendamaikan manusia, jihad, dan juga contohnya amalan memberi nafkah keluarga oleh seorang suami.
Pada Hadits riwayat Bukhari dan Muslim dari Saad bin Abi Waqqash رضي الله عنه bahwasanya Nabi ﷺ bersabda:
وَلَسْتَ تُنْفِقُ نَفَقَةً تَبْتَغِي بِهَا وَجْهَ اللهِ إِلاَّ أُجِرْتَ بِهَا حَتَّى الْلُقْمَةَ تَجْعَلُهَا فِي فِي امْرَأَتِكَ
“Tidaklah engkau menafkahkan satu nafkah yang dengannya engkau mengharap wajah Allah subhanahu wa ta’ala kecuali engkau akan diberi pahala dengannya sampaipun satu suapan yang engkau berikan ke mulut istrimu.”
➡️Agar para suami setiap memberikan nafkah maka niatkan anda sedang beribadah.
1️⃣1️⃣ Mutiara perkataan salaf tentang menjaga niat:
- Umar bin Al-Khaththab رضي الله عنه yang diriwayatkan Imam Ibnu Abid Dunya: “Tidak dianggap amal bagi siapa yang tidak berniat atas amalan tersebut dan tidak ada pahala bagi siapa yangtidak berniat”
- Abdullah bin Mas’ud رضي الله عنه: “Ucapan tidak bermanfaat kecuali dengan amal, dan ucapan dan amal tidak bermanfaat kecuali dengan niat, dan tidak berpahala niat, ucapan, dan amalan kecuali yang sesuai dengan Sunnah.”
- Yahya bin abi katsir رحمه الله:
تَعَلَّمُوا النِّيَّةَ فَإِنَّهَا أَبلَغُ مِنَ العَمَل
“Pelajarilah niat, karena ia lebih dahulu sampai di sisi Allah daripada amalan“ - Sufyan AtsTsauri رحمه الله:
مَا عَالَجتُ شَيئًا أَشَدُّ عَليَّ مِن نِيَّتِي لأَنَّهَا تَتَقَلَّبُ عَليَّ
“Tidak ada sesuatu yang paling berat untuk saya jaga, kecuali masalah niatku, sebab ia senantiasa berbolak-balik dalam diriku“. - Yusuf bin Al-Ashbat رحمه الله:
“Membersihkan niat dan menghilangkannya dari hal-hal yang merusaknya lebih dahsyat bagi orang-orang yang ahli ibadah dibandingkan lamanya beribadah”. Hal ini berarti menjaga niat adalah urusan ahli ibadah bukan ahli maksiat.
1️⃣2️⃣ Seseorang akan mendapatkan apa yang dia niatkan: niatnya baik maka dia dapat pahala dan sebaliknya.
1️⃣3️⃣ Pembagian amalan yang masuk ke dalamnya riya:
- Apabila niatan yang melakukan amalan murni hanya riya, maka ini pekerjaan orang munafiq atau orang yang keluar dari agama Islam.
- Riya di tengah² amalan:
- Masuknya riya di tengah² ibadah yang tidak berhubungan, maka ibadah pertama diterima sedang yang kedua tidak diterima. Contoh bersedekah 50rb ikhlas, kemudian ada orang bersedekah lagi 50rb karena riya.
- Masuknya di tengah² ibadah yang awal dan akhirnya ada hubungan, contoh rangkaian berwudhu, maka dibagi dua lagi:
- Melawan riyanya dan tidak mengatakannya, maka semoga Allah ﷻ maafkan.
- Tidak melawan riyanya, maka amalannya batal.
- Amalan sudah selesai baru datang riya. Maka tidak berpengaruh terhadap amalan, tapi mendapat dosa ujub.
1️⃣4️⃣ Hukum amalan bercampur dengan keinginan dunia: maka termasuk dari syirik asghar.
- Tidak menginginkan dari ibadah kecuali dunia, seperti jihad ingin mendapatkan rampasan perang, Haji ingin mendapat uang, menuntut ilmu hanya ingin mendapat ijazah, maka ini Haram, dosa besar, syirik asghar, menghapuskan pahala amalan tersebut dari pelakunya. Dalilnya adalah Surat Huud ayat 15-16.
- Beramal karena Allah dan dunia sekalian, ini boleh. Dalilnya Surat Atthalaq ayat 2. Walaupun tidak membatalkan pahalanya, namun akan mengurangi pahala tersebut.
1️⃣5️⃣ Niat adalah perkara hati.
Imam Ibnu Rajab Alhambali berkata tidak wajib melafalkan niat. Terkait pelafalan Niat Shalat maka tidak disyariatkan karena:
- Niat amalan hati
- Nabi tidak pernah berniat sebelum shalat.
🕋 Sesi Pertanyaan:
1. Apakah mempersiapkan ilmu untuk berumah tangga dan menjadi suami yang baik termasuk berhijrah kepada wanita yang ingin dinikahi? bagaimana cara niat yang benar untuk masalah ini?
✒️Jawab:
Niat yang benar dalam menikah disebutkan dalam Hadits Riwayat Bukhari dari Abdullah bin Mas’ud رضي الله عنه, Rasulullah ﷺ bersabda:
يَا مَعْشَرَ الشَّبَابِ، مَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمُ الْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ، فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ …
“Wahai para pemuda, barangsiapa diantara kalian yang mampu menafkahi lahir bathin, maka menikahlah. Karena menikah lebih dapat menahan pandangan dan lebih memelihara kemaluan…” [AlHadits]
Jadi, niat menikah adalah:
➡️ menundukkan pandangan
➡️ menjaga kemaluan
➡️ mendapatkan anak, sebagaimana disebutkan di Hadits Nabi ﷺ yang lain:
تَزَوَّجُوْا فَإِنِّي مُكَاثِرٌ بِكُمُ اْلأُمَمَ يَوْمَ الْقِيَـامَةِ…
“Menikahlah, karena sesungguhnya aku akan membangga-banggakan jumlah kalian kepada umat-umat lain pada hari Kiamat…” [AlHadits]
✔️ Adapun seseorang menuntut ilmu sebagai persiapan sebelum menikah maka ini kewajiban tidak berkaitan dengan niat.
2. bagaimana jika ibadah-ibadah yang telah lalu ada niat² yang bukan karena Allah ﷻ apakah diterima?
✒️Jawab:
Amalan yang sudah lalu kita serahkan kepada Allah.
Secara hukum fiqh jika seseorang melakukan amalan dan diniatkan maka sah secara hukum fiqh. Namun terkait pahalanya kembali Allah ﷻ. Kalau kita bahas secara ilmiyyah: setelah bertaubat apakah amalan yang dulu niatnya salah diterima? Maka jawabannya: Apabila pada niat tersebut ada niatan menyekutukan Allah ﷻ maka tidak diterima, berdasarkan Hadits Nabi ﷺ. Namun apabila ia bertaubat maka pahala taubat adalah lebih besar daripada pahala yang hilang darinya.
3. Apakah semua kebaikan yang kita kerjakan harus diniatkan karena Allah baru mendapatkan pahala? Karena ada Hadits tentang pezina yang diampuni Allah karena memberi minum anjing yang kehausan.
✒️Jawab:
Iya, semua amalan harus diniatkan karena Allah untuk mendapatkan pahala.
Adapun wanita pezina dalam Hadits ini terindikasi dia melakukannya dengan Ikhlas, karena:
– menolong anjing yang tidak bisa berterima kasih kepada manusia
– tidak tahu menahu dengan anjing ini, tapi ia berusaha, yang mana dinilai sebagai keikhlasan
– tidak ada manusia yang melihat tetap dia kerjakan.
4. Bolehkah niat hanya sekali saja untuk keseluruhan amalan kita? atau harus tetap niat di setiap amalan?
✒️Jawab:
Ini lebih ke masalah fiqh daripada aqidah. Khusus untuk puasa maka: boleh berniat untuk puasa dari awal Ramadhan, karena memang saat itu sudah khusus waktunya untuk puasa. Boleh meniatkan dari awal untuk berpuasa Ramadhan selama sebulanan penuh dengan catatan kalau puasanya terputus karena satu dan lain hal maka dia harus mengulang niatnya dari awal. Akan tetapi, selain puasa, maka tidak bisa. Harus meniatkan di setiap amalan yang dia kerjakan.
5. Apakah Ulama berbeda pendapat dalam hal menggabungkan dua niat dalam satu ibadah?
✒️Jawab:
Hal ini termasuk bab التشريك في النية.
Maksudnya menggabungkan dua amalan sejenis dengan menggabungkan dua atau lebih ibadah. Syaratnya:
➡️Amalan itu salah satunya bukan ibadah yang ikutan dari sebelumnya, contoh setelah puasa Ramadhan ada puasa sunnah Syawwal. Maka tidak boleh qadha Ramadhan dengan niat puasa sunnah Syawwal.
➡️Salah satu dari amalan tsb bukan amalan yang qadha. Contoh: lupa shalat Zhuhur, kemudian menggabungkan dengan Zhuhur esok harinya, maka ini tidak boleh.
✔️Contoh yang boleh:
mandi junub di hari jumat, menggabungkan shalat Tahiyyatul Masjid dgn shalat Qabliyah Subuh.
6. Bagaimana tips jitu untuk merawat niat, terkadang beramal karena melihat kawan beramal banyak.
✒️Jawab:
Ini tidak merusak niat bahkan termasuk ke dalam berlomba² dalam kebaikan.
Kiat menjaga niat:
1. Kenali dan pelajari keutamaan amalan yang niatnya ikhlas karena Allah ﷻ
2. Berdoa kepada Allah ﷻ agar mudah menjaga niat
3. Yakini baik-baik bahwasanya seseorang bisa tidak ikhlas karena ingin dapat hadiah dari manusia, kecuali hadiah itu didapat hanya karena izin Allah ﷻ
7. Bagaimana cara melembutkan hati ketika shalat?
✒️Jawab:
Jawaban ulama ketika ditanya tentang ini:
1. Seseorang mempelajari dan memahami apa yang dibaca dalam shalat
2. Sering² baca Alquran, sebagaimana pelajaran menarik dari shahabat رضي الله عنهم:
لو علمتم كلام ربكم ما شبعتم من كلام ربه
Kalau kalian mengetahui kadar keutamaan membaca Alquran maka kalian tidak akan pernah puas membaca Alquran.
و الله تعالى أعلم بالصواب
🕋 Nasehat dari Ustadz:
Niat berbolak-balik, maka jangan merasa aman dengan niat kita sedalam apa pun ilmu pengetahuan ilmu agama dan sebanyak apa pun ibadah yang dikerjakan.
Doa Kafaratul majelis
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ
والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته