Ustadz Ahmad Zainuddin Al Banjary,  Arbain An Nawawi

Kupas Tuntas Seputar Takdir

This entry is part [part not set] of 15 in the series ArbainNawawi

Diterbitkan pada -- 2 Februari 2021 @ 14:53

┏📜 🍃━━━━━━━━┓
📣 ITTIBA Mengaji
┗━━━━━━━━📜 🍃┛

Kupas Tuntas Seputar Takdir
📖 Syarah Kitab Arba’in An-Nawawiy – Pertemuan Kedelapan
👤Ustadz Ahmad Zainuddin Al-Banjary, Lc. حفظه الله تعالى
🗓️ 18 Rabi’ul Akhir 1442 H / 03 Desember 2020

•┈┈┈┈┈••❀•◎﷽◎•❀••┈┈┈┈┈•

 

🔳 Lanjutan Pembahasan Hadits Keempat

عَنْ أَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَبْدِ اللهِ بنِ مَسْعُوْدٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : حَدَّثَنَا رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم وَهُوَ الصَّادِقُ الْمَصْدُوْقُ : إِنَّ أَحَدَكُمْ يُجْمَعُ خَلْقُهُ فِي بَطْنِ أُمِّهِ أَرْبَعِيْنَ يَوْماً نُطْفَةً، ثُمَّ يَكُوْنُ عَلَقَةً مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ يَكُوْنُ مُضْغَةً مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ يُرْسَلُ إِلَيْهِ الْمَلَكُ فَيَنْفُخُ فِيْهِ الرُّوْحَ، وَيُؤْمَرُ بِأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ: بِكَتْبِ رِزْقِهِ وَأَجَلِهِ وَعَمَلِهِ وَشَقِيٌّ أَوْ سَعِيْدٌ. فَوَ اللهِ الَّذِي لاَ إِلَهَ غَيْرُهُ إِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ حَتَّى مَا يَكُوْنُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إِلاَّ ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ فَيَدْخُلُهَا، وَإِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ حَتَّى مَا يَكُوْنُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إِلاَّ ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ فَيَدْخُلُهَا [رواه البخاري ومسلم]

Terjemah Hadits

Dari Abu Abdurrahman Abdullah bin Mas’ud radiallahuanhu beliau berkata: Rasulullah ﷺ menyampaikan kepada kami dan beliau adalah orang yang benar dan dibenarkan: Sesungguhnya setiap kalian dikumpulkan penciptaannya di perut ibunya sebagai setetes mani (campuran sel mani & sel telur) selama empat puluh hari, kemudian berubah menjadi setetes darah (segumpal darah) selama empat puluh hari, kemudian menjadi segumpal daging selama empat puluh hari. Kemudian diutus kepadanya seorang malaikat lalu ditiupkan padanya ruh dan dia diperintahkan untuk menetapkan empat perkara: menetapkan rizkinya, ajalnya, amalnya dan kecelakaan atau kebahagiaannya. Demi Allah yang tidak ada Ilah selain-Nya, sesungguhnya di antara kalian ada yang melakukan perbuatan ahli surga hingga jarak antara dirinya dan surga tinggal sehasta akan tetapi telah ditetapkan baginya ketentuan, dia melakukan perbuatan ahli neraka maka masuklah dia ke dalam neraka. Sesungguhnya di antara kalian ada yang melakukan perbuatan ahli neraka hingga jarak antara dirinya dan neraka tinggal sehasta akan tetapi telah ditetapkan baginya ketentuan, dia melakukan perbuatan ahli surga maka masuklah dia ke dalam surga. (Riwayat Bukhori dan Muslim).

🕋 Lanjutan Faidah Hadits

1️⃣ Pemahaman Ahlussunah Terkait Takdir

🔶 Metode Pemahaman Ahlussunah terhadap takdir secara umum adalah meyakini segala yang datang dari Al-Qur’an dan Al-Hadits tentang takdir dengan pemahaman para Shahabat, Tabi’in, tabi’ut tabi’in dan yang mengikuti mereka dengan baik.

🔶 Keyakinan Ahlussunah terhadap takdir secara terperinci:
✅ Meyakini Allah ﷻ adalah Maha Pencipta atas segala sesuatu
✅ Meyakini segala sesuatu yang dikehendaki oleh Allah ﷻ pasti terjadi, yang tidak dikehendaki Allah ﷻ tidak akan terjadi. Segala sesuatu yang terjadi pasti karena kehendak Allah ﷻ
✅ Meyakini Allah ﷻ mengetahui segala sesuatu: apa, kapan, bagaimana, dst.
✅ Meyakini Allah ﷻ telah menuliskan takdir² makhluk seluruhnya di kitab Al-Lauhul Mahfuz

2️⃣ Jenis kelompok manusia terkait pemahaman terhadap takdir

1. Almajussiyyah: Kelompok yang mengingkari bahwa Allah ﷻ menguasai, mengetahui, menuliskan & menetapkan takdir. Namun meyakini Allah ﷻ memberikan perintah dan larangan.
🔹 contohnya kaum mu’tazilah, yakni kaum yang lebih mendahulukan akal daripada dalil
🔹 mereka meyakini adalah pencipta kebaikan dan pencipta keburukan
➡️ sehingga mirip dengan orang majusi

2. Musyrikiyyah: meyakini Allah ﷻ menguasai takdir, namun mengingkari Allah ﷻ memberikan perintah dan larangan.
Allah ﷻ berfirman dalam surat Al-An’am ayat 148:
*(سَیَقُولُ ٱلَّذِینَ أَشۡرَكُوا۟ لَوۡ شَاۤءَ ٱللَّهُ مَاۤ أَشۡرَكۡنَا وَلَاۤ ءَابَاۤؤُنَا وَلَا حَرَّمۡنَا مِن شَیۡءࣲۚ …)
Orang-orang musyrik akan berkata, “Jika Allah menghendaki, tentu kami tidak akan mempersekutukan-Nya, begitu pula nenek moyang kami, dan kami tidak akan mengharamkan apa pun…”
🔹 Akhirnya mereka meniadakan syari’at dalam Islam karena semuanya sudah ada takdirnya

3. Iblisiyyah: menetapkan takdir, perintah dan larangan dari Allah ﷻ. Akan tetapi mereka mempertentangkan satu dengan yang lainnya, seperti:
🔹 Allah ﷻ tidak mempunyai hikmah dalam penciptaan-Nya

3️⃣ Terkait perbuatan hamba

1. Perbuatan² keterpaksaan (أفعال إضطرارية), contoh: buang air kecil dan keluar keringat dingin.

2. Perbuatan² pilihan (أفعال اختيارية), contoh: shalat, puasa, haji, atau maksiat.

4️⃣ Pembagian pemahaman terkait perbuatan hamba

1. Kaum Qadariyyah/mu’tazilah: hamba berkuasa secara sempurna dan mencipta atas kehendaknya. Mereka berdalil dengan firman Allah ﷻ Surat Al-Mu’minuun ayat 14:
… فَتَبَارَكَ ٱللَّهُ أَحۡسَنُ ٱلۡخَـٰلِقِینَ
Mahasuci Allah, Pencipta yang paling baik.
❌ mereka memahami bahwa Allah ﷻ adalah Pencipta yang paling baik, sehingga ada pencipta-pencipta lain
✅ Pemahaman yang benar terkait ayat ini adalah: Allah ﷻ adalah yang paling baik mencipta makhluk-makhluk-Nya. Tidak ada yang Maha Pencipta kecuali Allah ﷻ.

2. Kaum Jabariyyah/Jahmiyyah: kaum yang mendahulukan filsafat dibandingkan dalil.
❌ mereka berpendapat bahwa hamba tidak memiliki keinginan dan dipaksa atas perbuatannya. Hamba dipaksa melakukan ketaatan atau maksiat, dengan berdalil surat Al-Anfaal ayat 17:
…وَمَا رَمَیۡتَ إِذۡ رَمَیۡتَ وَلَـٰكِنَّ ٱللَّهَ رَمَىٰ…
…dan bukan engkau yang melempar ketika engkau melempar, tetapi Allah yang melempar…
✅ Pemahaman yang benar terhadap ayat ini adalah pada Asbabun Nuzul ayat pada perang Badr, dimana Nabi ﷺ berdoa:
اللَّهُمَّ إِنْ تُهْلِكْ هَذِهِ الْعِصَابَةَ مِنْ أَهْلِ الإِِسْلاَمِ لاَ تُعْبَدْ فِي الأَرْضِ
Ya Allah ﷻ, jika Engkau membinasakan pasukan Islam ini, maka tidak ada yang akan beribadah kepada-Mu di muka bumi ini. [HR. Muslim]
Maka Jibril عليه السلام menyuruh Nabi ﷺ mengambil segenggam pasir dan melemparkannya ke barisan musuh. Sehingga tidak ada satu pun orang kafir kecuali matanya penuh dengan pasir. Mereka pun sibuk dengan matanya sendiri-sendiri, sebagai tanda kemukjizatan Beliau atas kehendak Dzat Penguasa alam semesta.
✅ Ini berarti yang melakukan perbuatan adalah Nabi ﷺ dan Allah ﷻ menyampaikan perbuatan Nabi ﷺ tersebut.

3. Ahlussunnah wal Jama’ah: hamba melakukan perbuatannya secara hakiki, dan Allah ﷻ Maha Pencipta atas perbuatan, keinginan, dan kuasa hamba.
Dalilnya Surat At-Takwir ayat 28-29:
(لِمَن شَاۤءَ مِنكُمۡ أَن یَسۡتَقِیمَ)
(وَمَا تَشَاۤءُونَ إِلَّاۤ أَن یَشَاۤءَ ٱللَّهُ رَبُّ ٱلۡعَـٰلَمِینَ)
(yaitu) bagi siapa di antara kamu yang menghendaki menempuh jalan yang lurus. Dan kamu tidak dapat menghendaki (menempuh jalan itu) kecuali apabila dikehendaki Allah, Tuhan seluruh alam.
✅ Imam Bukhari رحمه الله berkata: “Para ulama berkata: penciptaan adalah perbuatan Allah ﷻ, dan perbuatan makhluk adalah makhluk Allah ﷻ, berdasarkan firman Allah ﷻ Surat Al-Mulk ayat 13-14:
(وَأَسِرُّوا۟ قَوۡلَكُمۡ أَوِ ٱجۡهَرُوا۟ بِهِۦۤۖ إِنَّهُۥ عَلِیمُۢ بِذَاتِ ٱلصُّدُورِ)
(أَلَا یَعۡلَمُ مَنۡ خَلَقَ وَهُوَ ٱللَّطِیفُ ٱلۡخَبِیرُ)
Dan rahasiakanlah perkataanmu atau nyatakanlah. Sungguh, Dia Maha Mengetahui segala isi hati. Apakah (pantas) Allah yang menciptakan itu tidak mengetahui? Dan Dia Mahahalus, Maha Mengetahui.
Ucapan rahasia & terang²an Allah yang menciptakannya, dan apa yang terjadi pada makhluk adalah ciptaan Allah yang dikerjakan makhluk tersebut.”

5️⃣ Terkait Hidayah dan Kesesatan

✅ Allah ﷻ memberi hidayah kepada yang dikehendaki-Nya dengan rahmat-Nya dan menyesatkan yang dikehendaki-Nya dengan keadilan-Nya.
🔹 Dalilnya diantaranya Surat Al-Muddatstsir ayat 31:
…كَذَ ٰ⁠لِكَ یُضِلُّ ٱللَّهُ مَن یَشَاۤءُ وَیَهۡدِی مَن یَشَاۤءُۚ
Demikianlah Allah membiarkan sesat orang-orang yang Dia kehendaki dan memberi petunjuk kepada orang-orang yang Dia kehendaki.
🔹 Dalil dari Hadits Nabi ﷺ, Hadits Qudsi:
يَا عِبَادِى كُلُّكُمْ ضَالٌّ إِلاَّ مَنْ هَدَيْتُهُ فَاسْتَهْدُونِى أَهْدِكُمْ
“Wahai sekalian hamba-Ku, kalian semua berada dalam kesesatan kecuali yang Kuberi petunjuk, maka mintalah petunjuk kepada-Ku, niscaya akan Kuberi petunjuk.” [HR. Muslim]

6️⃣ Tingkatan dalam perkara hidayah

1. Petunjuk yang umum, diberikan kepada seluruh makhluk-Nya. Dalilnya surat Al-A’la ayat 3:
وَٱلَّذِی قَدَّرَ فَهَدَىٰ
Yang menentukan kadar (masing-masing) dan memberi petunjuk,
contoh: makhluk jantan menggauli makhluk betina, janin keluar dari rahim ibunya, maka ini semua datang dari petunjuk Allah ﷻ

2. Petunjuk pemberian keterangan & penjelasan (هداية الإرشاد والبيان)
🔹 petunjuk ini diberikan juga kepada makhluk, dalilnya Surat Asy-Syuraa ayat 52:
…وَإِنَّكَ لَتَهۡدِیۤ إِلَىٰ صِرَ ٰ⁠طࣲ مُّسۡتَقِیمࣲ
.. Dan sungguh, engkau (Muhammad ﷺ) benar-benar membimbing (manusia) kepada jalan yang lurus,

3. Petunjuk Taufiq
🔹 Allah ﷻ memberikan petunjuk agar ilmu yang dipunyai makhluk dapat diamalkan. Dalilnya Surat Al-Qashash ayat 56:
إِنَّكَ لَا تَهۡدِی مَنۡ أَحۡبَبۡتَ وَلَـٰكِنَّ ٱللَّهَ یَهۡدِی مَن یَشَاۤءُۚ وَهُوَ أَعۡلَمُ بِٱلۡمُهۡتَدِینَ
Sungguh, engkau (Muhammad ﷺ) tidak dapat memberi petunjuk kepada orang yang engkau kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang Dia kehendaki, dan Dia lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk.
✅ Ayat ini menunjukkan petunjuk untuk beramal baik datang dari Allah ﷻ (petunjuk Taufiq)

❌ Qadariyyah mengingkari petunjuk Taufiq, karena takdir adalah perbuatan hamba.
❌ Jabariyyah mengingkari petunjuk Taufiq, karena Allah ﷻ memaksa hamba untuk berbuat.

7️⃣ Terkait Keinginan Allah ﷻ (إرادة)

1. Iradah Kauniyyah Qadariyyah (إرادة كونية قدرية) yaitu keinginan yang mencakup seluruh kejadian dan hal yang berkaitan dengan apa yang diinginkan oleh Allah ﷻ.
Dalilnya Surat Al-Buruuj ayat 16:
فَعَّالࣱ لِّمَا یُرِیدُ
Mahakuasa berbuat apa yang Dia kehendaki.
➡️ Hal ini tidak selalu berkonsekuensi terhadap kecintaan dan keridhaan Allah ﷻ. Contoh: Allah tidak mencintai perbuatan Iblis, pencuri, dsb. tetapi mencintai perbuatan shalih orang mukmin.

2. Iradah Diniyyah Syar’iyyah (إرادة دينية شرعية) yaitu keinginan Allah ﷻ agar hamba melakukannya karena Allah mencintai perbuatan tersebut. Dalilnya Surat Al-Baqarah ayat 185:
…یُرِیدُ ٱللَّهُ بِكُمُ ٱلۡیُسۡرَ وَلَا یُرِیدُ بِكُمُ ٱلۡعُسۡرَ…
Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu.

✅ Terkadang Iradah Kauniyyah dan Syar’iyyah terkumpul, contohnya iman-nya Abu Bakr رضي الله عنه dan keimanan kaum muslimin secara umum.

✅ Inginnya Allah terhadap imannya Abu Jahal, dan seluruh orang kafir, adalah Iradah Diniyyah, secara Kauniyyah tidak pernah terjadi.

8️⃣ Masalah penting terkait Takdir

1. Tidak diperbolehkan menisbatkan keburukan kepada Allah ﷻ karena pasti ada hikmah di balik penciptaan Allah ﷻ.
Sebagaimana Nabi ﷺ membaca dalam doa istiftah:
…وَالْخَيْرُ كُلُّهُ بِيَدَيْكَ، وَالشَّرُّ لَيْسَ إِلَيْكَ، ..
seluruh kebaikan di kedua tanganMu, kejelekan tidak dinisbahkan kepadaMu. [HR. Muslim]
Contoh: musibah sakit buruk bagi manusia, namun di balik sakitnya seorang mukmin maka diampuni dosanya oleh Allah ﷻ.

🔹 Boleh menyandarkan keburukan hanya dalam 3 jenis:

✅ Secara umum, dalilnya Surat Ar-Ra’ad ayat 16:
قُلِ اللّٰهُ خَالِقُ كُلِّ شَيْءٍ وَّهُوَ الْوَاحِدُ الْقَهَّارُ
Katakanlah: “Allah adalah Pencipta segala sesuatu dan Dialah Tuhan Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa”.

✅ Penyandaraan terhadap sebab, dalilnya Surat Al-Falaq ayat 2:
مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَۙ
dari kejahatan makhluk-Nya,

✅ Dihilangkan penyebutannya (kalimat pasif), dalilnya Surat Jiin ayat 10:
وَّاَنَّا لَا نَدْرِيْٓ اَشَرٌّ اُرِيْدَ بِمَنْ فِى الْاَرْضِ اَمْ اَرَادَ بِهِمْ رَبُّهُمْ رَشَدًاۙ
Dan sesungguhnya kami tidak mengetahui (dengan adanya penjagaan itu) apakah keburukan yang dikehendaki bagi orang yang di bumi ataukah Tuhan mereka menghendaki kebaikan bagi mereka.

2. Tidak boleh bersandar kepada takdir dalam perihal maksiat dan dosa karena ini seperti iblis.
🔹 Dalilnya Surat Al-Hijr ayat 39:
قَالَ رَبِّ بِمَآ اَغْوَيْتَنِيْ لَاُزَيِّنَنَّ لَهُمْ فِى الْاَرْضِ وَلَاُغْوِيَنَّهُمْ اَجْمَعِيْنَۙ
Iblis berkata: “Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan maksiat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya,
🔹 Dalil lainnya Surat Al-An’am ayat 148

3. Boleh menyandarkan musibah kepada takdir, seperti perkataan Imam Ibnu Abdil ‘Izz رحمه الله dalam Syarah Aqidah Ath-Thahawiyyah:
القدر يحتج به عند المصائب، لا عند المعائب
Takdir disandarkan dengannya saat mendapat musibah, bukan saat melakukan dosa/maksiat

9️⃣ Musayyar dan Mukhayyar

✅ Manusia adalah Musayyar (dijalankan) dan Mukhayyar (memilih) secara bersamaan.
contoh: sakit, kematian (musayyar), beramal shalih (mukhayyar).

🕋 Sesi Pertanyaan:

1️⃣ Apakah benar semua manusia sudah ditakdirkan masuk surga atau neraka, tinggal manusia memilih?
✒️Jawab:
✅ Benar manusia sudah ada takdirnya apakah masuk surga atau neraka
✅ Dari satu sisi, benar manusia bisa memilih (mukhayyar), namun tidak dapat lepas dari takdir Allah ﷻ (musayyar).

2️⃣ Bolehkah menasehati seorang saudara yang murtad?
✒️Jawab:
✅ Boleh, sesuai Hadits Nabi ﷺ:
فَوَاللَّهِ لأَنْ يُهْدَى بِكَ رَجُلٌ وَاحِدٌ خَيْرٌ لَكَ مِنْ حُمْرِ النَّعَمِ
Demi Allah, sungguh satu orang saja diberi petunjuk (oleh Allah) melalui perantaraanmu, maka itu lebih baik dari unta merah

3️⃣ Apabila Allah ﷻ mencipta perbuatan, dan hamba adalah pelakunya, apakah semua perbuatan hamba sudah tertulis di Al-Lauhul Mahfuzh?
✒️Jawab:
✅ Semua yang terjadi tidak akan keluar dari apa yang telah Allah ﷻ tuliskan di Al-Lauhul Mahfuzh
🔹 Kenapa Allah ﷻ mentakdirkan adanya iblis dan orang musyrik?
➡️ Di sini kita berhenti berbicara, karena di luar batas kemampuan dan hanya Allah ﷻ yang tahu

4️⃣ Bagaimana kiat Ikhlas (tulus) akan takdir Allah ﷻ dan sinkron antara mulut dan hati?
✒️Jawab:
✅ Definisi Ikhlas adalah memurnikan niat hanya untuk Allah ﷻ dalam beribadah

✅ Agar dapat tulus:

1. Husnuzhan kepada Allah ﷻ, sebagaimana sabda Nabi ﷺ dalam sebuah Hadits Qudsi:
أنا عند ظن عبدي بي؛ فليظن بي ما يشاء، إن ظن بخيراً خيرا، وإن ظن شراً شرا
Aku sesuai persangkaan hambaku, maka bersangkalah semaumu, apakah engkau bersangka baik maka akan baik, apabila engkau bersangka buruh maka akan buruk

2. Meyakini bahwasanya apa yang mungkin buruk kita dapati ada hikmahnya.
Allah ﷻ berfirman dalam Surat Al-Baqarah ayat 216:
و عسى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وهُوَ خَيْرٌ لكَمْ وَعَسى أَنْ تُحِبُّوْا شَيْئا وهو شرٌّ لكم واللهُ يعلمُ وأَنْتُمْ لا تَعْلمُوْنَ
“Bisa jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan bisa jadi kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.”

5️⃣ Bagaimana cara mengenalkan keMahaKuasaan Allah ﷻ kepada anak?
✒️Jawab:
🔹 Sesungguhnya orang tua melengkapi fitrah yang ada pada anaknya, sebagaimana sabda Nabi ﷺ:
كُلُّ مَوْلُوْدٍ يُوْلَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ…
Setiap anak yang lahir dilahirkan di atas fitrah…
🔹 Fitrah yang dimaksud adalah sebagaimana Firman Allah ﷻ dalam Surat Ar-Ruum ayat 30:
فَأَقِمۡ وَجۡهَكَ لِلدِّینِ حَنِیفࣰاۚ فِطۡرَتَ ٱللَّهِ ٱلَّتِی فَطَرَ ٱلنَّاسَ عَلَیۡهَاۚ لَا تَبۡدِیلَ لِخَلۡقِ ٱللَّهِۚ ذَ ٰ⁠لِكَ ٱلدِّینُ ٱلۡقَیِّمُ وَلَـٰكِنَّ أَكۡثَرَ ٱلنَّاسِ لَا یَعۡلَمُونَ
Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Islam); (sesuai) fitrah Allah disebabkan Dia telah menciptakan manusia menurut (fitrah) itu. Tidak ada perubahan pada ciptaan Allah. (Itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui,
➡️ berarti fitrah manusia adalah mengakui Allah ﷻ adalah Penciptanya.

✅ Maka cara yang paling mudah untuk melengkapi fitrah tersebut adalah kita membacakan (menjelaskan) kepada anak dalil² dari Al-Qur’an dan As-Sunnah.

6️⃣ Bagaimana kiat agar kita tidak tertipu akan dunia padahal manusia diciptakan sebagai khalifah?
✒️Jawab:
🔹 Allah ﷻ berfirman dalam Surat Al-Baqarah ayat 30:
وَإِذۡ قَالَ رَبُّكَ لِلۡمَلَـٰۤىِٕكَةِ إِنِّی جَاعِلࣱ فِی ٱلۡأَرۡضِ خَلِیفَةࣰۖ…
Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Aku hendak menjadikan khalifah di bumi.”
➡️ Di sini ulama tafsir menjelaskan yg dimaksud khalifah adalah: Allah ﷻ sedang menyebutkan nikmat yang diberikan kepada manusia, yaitu menjadi khalifah (pengurus) di muka bumi.

🔹 Kiatnya agar tidak tertipu dunia adalah dengan menuntut ilmu Agama, karena cita² seorang Muslim adalah keselamatan setelah mati.

✅ Allah ﷻ berfirman dalam Surat Al-Qashash ayat 77:
وَابْتَغِ فِيْمَآ اٰتٰىكَ اللّٰهُ الدَّارَ الْاٰخِرَةَ وَلَا تَنْسَ نَصِيْبَكَ مِنَ الدُّنْيَا وَاَحْسِنْ كَمَآ اَحْسَنَ اللّٰهُ اِلَيْكَ وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِى الْاَرْضِ ۗاِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِيْنَ
Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.
❌ Tafsir ayat ini bukanlah akhirat : dunia = 50:50.
➡️ Akan tetapi, tafsir ayat ini adalah agar menggunakan nikmat di dunia untuk menjadi bekal dalam mencapai tujuan keselamatan di akhirat.

7️⃣ Apakah mutlak tidak boleh menyandarkan maksiat terhadap takdir? Seperti berkata dosa adalah obat bagi seseorang agar tidak ujub atau berputus asa.
✒️Jawab:
🔹 Perkataan itu bukan menyandarkan dosa kepada takdir, tetapi mengambil hikmah dari maksiat. Seperti perkataan: “mungkin musibah yang kita alami adalah dari dosa yang kita lakukan.

➡️ Adapun tidak boleh menyandarkan maksiat kepada takdir contoh seorang lelaki berselingkuh, kemudian berkata perbuatannya atas takdir Allah.

🕋 Nasehat Ustadz

Keutamaan beriman kepada takdir salah satunya adalah hati akan senantiasa selalu tenang, puas, dan bersandar kepada Allah ﷻ. Karena dia meyakini sebagaimana Hadits Nabi ﷺ:
وَتَعْلَمَ أَنَّ مَا أَصَابَكَ لَمْ يَكُنْ لِيُخْطِئَكَ وَأَنَّ مَا أَخْطَأَكَ لَمْ يَكُنْ لِيُصِيبَكَ
Hendaklah engkau tahu bahwa sesuatu yang ditakdirkan akan menimpamu, tidak mungkin luput darimu. Dan segala sesuatu yang ditakdirkan luput darimu, pasti tidak akan menimpamu. [HR. Ahmad]

و الله تعالى أعلم بالصواب

Doa Kafaratul majelis

‎سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ

✅Follow | 👍Like | 📌Subscribe | ⤴️Share
🌎 Web: http://ittibamengaji.net
🎥 Youtube: http://youtube.com/c/ittibamengaji
📸 Instagram: http://instagram.com/ittibamengaji
📩 Telegram: http://t.me/ittibamengaji
🎙️ Twitter: http://twitter.com/ittibamengaji
💻 Facebook: http://facebook.com/ittibamengaji
🔊 Soundcloud: http://soundcloud.com/ittibamengaji

Series Navigation
Bagikan Catatan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *