Ustadz Dr. Firanda Andirja, M.A.,  At-Tauhid

Ngalap Berkah

This entry is part [part not set] of 11 in the series Tauhid

Diterbitkan pada -- 8 Maret 2021 @ 09:07

 

┏📜 🍃━━━━━━━━┓
📣 ITTIBA Mengaji
┗━━━━━━━━📜 🍃┛

Ngalap Berkah
📖 Syarah Kitab At-Tauhid
👤 Ustadz Dr. Firanda Andirja Lc. MA. حفظه الله تعالى
🗓️ Sabtu, 22 Rajab 1442 H / 6 Maret 2021

🔘Muqodimah

Ngalap berkah merupakan tradisi yang banyak dilakukan oleh saudara-saudara kita karena pada dasarnya semua orang ingin mendapatkan keberkahan.

Namun banyak kegiatan ngalap berkah yang dilakukan dengan cara yang tidak sesuai syariat yang tidak ada dalilnya sehingga dapat menyebabkan seseorang masuk ke dalam syirik kecil dan bahkan bisa masuk ke syirik besar.

Contohnya adalah mengharapkan keberkahan dengan mengusap-usap pintu mesjid nabawi atau mengharap keberkahan dari hewan seperti sapi

🔘Definisi

⏺Secara bahasa

Berasal dari kata Al birkah (البركة) yang artinya kumpulan air yang banyak/danau dan dari kata burukul ibil (بروك الابل) yang artinya menderanya unta

⏺Secara istilah

Berarti mencari kebaikan/keberkahan yang lebih banyak dan lebih langgeng (menetap)

🔘Kaidah Penting

1️⃣Allah adalah wahibul barokah (واهب البركة)

Artinya Allah ‎ﷻ adalah penganugrah barokah. Yang menentukan berkah atau tidaknya sesuatu hanyalah Allah.

⏺Karena Allah sumber segala kebaikan.
Biyadikal khoir بيدك الخير
“Hanya di tanganmu lah segala kebaikan”

⏺Oleh Karenanya Allah disifati dengan tabaaraka (تبا رك)

Dalam beberapa ayat Al Quran:

Al-Mulk: 1
تَبَٰرَكَ ٱلَّذِي بِيَدِهِ ٱلۡمُلۡكُ وَهُوَ عَلَىٰ كُلِّ شَيۡءٖ قَدِيرٌ
Maha Suci Allah Yang di tangan-Nya-lah segala kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu,

Al-Furqan: 1
تَبَارَكَ ٱلَّذِي نَزَّلَ ٱلۡفُرۡقَانَ عَلَىٰ عَبۡدِهِۦ لِيَكُونَ لِلۡعَٰلَمِينَ نَذِيرًا
Maha suci Allah yang telah menurunkan Al Furqaan (Al Quran) kepada hamba-Nya, agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam,

Al-Mu’minun: 14
فَتَبَارَكَ ٱللَّهُ أَحۡسَنُ ٱلۡخَٰلِقِينَ
Maka Maha sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik

2️⃣Allah ‎ﷻ menurunkan keberkahan kepada sebagian makhluknya

Beberapa di antaranya seperti:

⏺Berkah pada sebagian dzat

➡️Keberkahan kurma
Rasulullah ﷺ bersabda:
إِنَّ مِنْ الشَّجَرِ شَجَرَةً لَا يَسْقُطُ وَرَقُهَا وَإِنَّهَا مَثَلُ الْمُسْلِمِ فَحَدِّثُونِي مَا هِيَ فَوَقَعَ النَّاسُ فِي شَجَرِ الْبَوَادِي قَالَ عَبْدُ اللَّهِ وَوَقَعَ فِي نَفْسِي أَنَّهَا النَّخْلَةُ فَاسْتَحْيَيْتُ ثُمَّ قَالُوا حَدِّثْنَا مَا هِيَ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ هِيَ النَّخْلَةُ
“Sesungguhnya ada di antara pepohonan, satu pohon yang tidak gugur daunnya. Pohon ini seperti seorang muslim, maka sebutkanlah kepadaku apa pohon tersebut?” Lalu orang menerka-nerka pepohonan wadhi. Abdullah berkata: “Lalu terbesit dalam diriku, pohon itu adalah pohon kurma, namun aku malu mengungkapkannya.” Kemudian mereka berkata: “Wahai Rasulullah beri tahukanlah kami pohon apa itu?” Lalu beliau menjawab: “ia adalah pohon kurma.”

➡️Keberkahan kurma
Allah ‎ﷻ berfirman dalam QS Ibrahim: 24-25
أَلَمْ تَرَ كَيْفَ ضَرَبَ اللهُ مَثَلاً كَلِمَةً طَيِّبَةً كَشَجَرَةٍ طَيِّبَةٍ أَصْلُهَا ثَابِتٌ وَفَرْعُهَا فِي السَّمَآءِ تُؤْتِي أُكُلَهَا كُلَّ حِينٍ بِإِذْنِ رَبِّهَا وَيَضْرِبُ اللهُ اْلأَمْثَالَ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُونَ
“Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit, pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Rabbnya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat.”

➡️ Nabi ﷺ bersabda mengenai keberkahan kurma ajwa:

مَنْ تَصَبَّحَ بِسَبْعِ تَمَرَاتٍ عَجْوَةً، لَمْ يَضُرَّهُ ذَلِكَ الْيَوْمَ سُمٌّ وَلاَ سِحْرٌ
Barangsiapa mengkonsumsi tujuh butir kurma Ajwah pada pagi hari, maka pada hari itu ia tidak akan terkena racun maupun sihir

➡️Berkahnya air zam zam
Rasulullah ﷺ bersabda:
مَاءُ زَمْزَمَ، لِمَا شُرِبَ لَهُ
“Air zamzam itu sesuai dengan niat peminumnya”

➡️Berkahnya zaitun
Nabi ﷺ bersabda:
ائتدِموا بالزَّيتِ ، وادَّهِنوا بِهِ ، فإنَّهُ مِن شجَرةٍ مبارَكَةٍ
“Jadikanlah Zaitun sebagai idam (makanan pendamping) dan minyakilah rambut dengan Zaitun. Karena ia dari pohon yang berkah”

➡️Berkahnya dzat Nabi ﷺ

⏺Keberkahan pada sebagian tempat

➡️Misalnya pada kota madinah, kota makkah, masjidil aqsa, mesjid secara umum, arofah, dsb

⏺Keberkahan pada sebagian waktu

➡️Misalnya di bulan Ramadhan, 10 hari pertama Dzuhijjah, bada ashar di hari jumat, 1/3 malam terakhir, dan banyak waktu lain yang Allah pilih

3️⃣Keberkahan yang ditentukan oleh Allah ‎ﷻ ada 3 kemungkinan:

⏺Keberkahan dunia
Murni untuk perkara dunia seperti misalnya zaitun, madu, susu

⏺Keberkahan ukhrawi/akhirat
Misalnya mesjid nabawi, masjidil haram

⏺Keberkahan dunia & akhirat
Misalnya Al Quran bagi yang membacanya

4️⃣Cara mencari keberkahan harus sesuai syariat bukan dengan cara sendiri

Contoh:
➡️Ka’bah adalah berkah, tapi apakah bisa mendapatkan berkah dengan mengusap-ngusap seperti yang dilakukan banyak orang?
Yang benar adalah dengan thowaf di ka’bah.

➡️Mencari keberkahan hajar aswad dengan menciumnya berdasarkan perkataan Umar Ibnu Khattab.

عَنْ عَابِسِ بْنِ رَبِيعَةَ قَالَ رَأَيْتُ عُمَرَ يُقَبِّلُ الْحَجَرَ وَيَقُولُ إِنِّى لأُقَبِّلُكَ وَأَعْلَمُ أَنَّكَ حَجَرٌ وَلَوْلاَ أَنِّى رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يُقَبِّلُكَ لَمْ أُقَبِّلْكَ
“Dari ‘Abis bin Robi’ah, ia berkata, “Aku pernah melihat ‘Umar (bin Al Khottob) mencium hajar Aswad. Lantas ‘Umar berkata, “Sesungguhnya aku menciummu dan aku tahu bahwa engkau hanyalah batu. Seandainya aku tidak melihat Rasulullah ﷺ menciummu, maka tentu aku tidak akan menciummu”

➡️Maqam Ibrahim

Cara yang benar adalah dengan dijadikan tempat sholat setelah thowaf, bukan dengan mencium-cium ataupun diusap-usap.

Allah ‎ﷻ berfirman dalam QS Al Baqarah:125

وَإِذْ جَعَلْنَا الْبَيْتَ مَثَابَةً لِلنَّاسِ وَأَمْنًا وَاتَّخِذُوا مِنْ مَقَامِ إِبْرَاهِيمَ مُصَلًّى
(ingatlah), ketika Kami menjadikan rumah itu (Baitullah) tempat berkumpul bagi manusia dan tempat yang aman. Dan jadikanlah sebahagian maqam Ibrahim tempat shalat

➡️Ziarah kuburan Rasulullah ﷺ

Boleh dilakukan tapi tidak dengan mengusap kuburan dan melakukan hal lain yang tidak disyariatkan. Patokan melakukan sesuatu bukan banyaknya yang mengikuti tapi apa yang sesuai dengan syariat

🔘Keberkahan Dzat Nabi ﷺ

⏺Dalilnya:
⁃ Keringat Nabi ﷺ harum
⁃ Nabi ﷺ sengaja membagikan rambutnya
⁃ Sebagian sahabat sengaja menyimpan/mengumpulkan keringat nabi ﷺ
⁃ Para sahabat sengaja mengambil ludah/dahak Nabi ﷺ
⁃ Para sahabat rebutan bekas wudhu nabi ﷺ
⁃ Sebagian sahabat sengaja memakai baju bekas nabi ﷺ
⁃ Aisyah ketika meruqyah Nabi ﷺ diusap dengan tangan nabi.

⏺ Para sahabat hanya melakukan demikian pada Nabi ﷺ saja. Tidak melakukannya pada Abu Bakar, Umar, Ustman atau pun Ali. Pun tidak ada sahabat junior melakukannya pada sahabat senior. Termasuk juga tidak ada tabiin yang melakukan demikian kepada sahabat.

⏺Kesimpulan

Para sahabat memahami bahwa yang dapat dicari keberkahan dzat-nya hanya Rasulullah ﷺ

Dengan demikian tidak pas jika para ulama/orang sholeh dianalogikan/
diqiyaskan dengan Nabi ﷺ dari sisi keberkahan dzat.

 

🔘Kritikan Terhadap Pendalilan Qiyas

⏺Penjelasan mengenai diqiyaskannya ulama/orang sholeh sebagai berikut:

Rukun qiyas
1️⃣Almaqis (المقس)
Ulama atau orang sholeh diqiyaskan kepada Nabi ﷺ
2️⃣Almaqis alaihi (المقس عليه)
Diqiyaskan kepada nabi ﷺ
3️⃣Al illah al jaamiah (الئله الجامئه)
Sisi kesamaan, misal sama-sama sholeh
4️⃣Al hukmu الحكم
Sehingga hukumnya dengan nabi ﷺ yaitu misal sama-sama boleh diambil keberkahan liurnya.

⏺Kesalahan dalam pengqiyasaan tersebut antara lain:

1️⃣Kita ketahui bahwa Abu Bakar, Umar, Ustman dan Ali dijamin masuk surga tapi tidak diqiyaskan keberkahan dzatnya seperti Nabi ﷺ

2️⃣Tingkat kesolehan dan akar kesolehan, tidak benar karena tidak ada yang sama sholehnya dengan nabi ﷺ

3️⃣Akar kesholehan, diman setiap muslim memiliki akar kesholehan. Jika demikian maka setiap muslim bisa mengambil keberkahan dari masing-masing dzatnya.

4️⃣Tidak bisa dilakukan karena tidak ada yang mengambil keberkahan pada sahabat setelah Nabi ﷺ , keberkahan dzat ini hanya ada pada Nabi ﷺ .

⏺Allah ‎ﷻ berfirman dalam QS An-Najm: 19-23

أَفَرَءَيۡتُمُ ٱللَّٰتَ وَٱلۡعُزَّىٰ
Maka apakah patut kamu (hai orang-orang musyrik) menganggap al Lata dan al Uzza,

وَمَنَوٰةَ ٱلثَّالِثَةَ ٱلۡأُخۡرَىٰٓ
dan Manah yang ketiga, yang paling terkemudian (sebagai anak perempuan Allah)?

أَلَكُمُ ٱلذَّكَرُ وَلَهُ ٱلۡأُنثَىٰ
Apakah (patut) untuk kamu (anak) laki-laki dan untuk Allah (anak) perempuan?

تِلۡكَ إِذٗا قِسۡمَةٞ ضِيزَىٰٓ
Yang demikian itu tentulah suatu pembagian yang tidak adil.

إِنۡ هِيَ إِلَّآ أَسۡمَآءٞ سَمَّيۡتُمُوهَآ أَنتُمۡ وَءَابَآؤُكُم مَّآ أَنزَلَ ٱللَّهُ بِهَا مِن سُلۡطَٰنٍۚ إِن يَتَّبِعُونَ إِلَّا ٱلظَّنَّ وَمَا تَهۡوَى ٱلۡأَنفُسُۖ وَلَقَدۡ جَآءَهُم مِّن رَّبِّهِمُ ٱلۡهُدَىٰٓ
Itu tidak lain hanyalah nama-nama yang kamu dan bapak-bapak kamu mengadakannya; Allah tidak menurunkan suatu keteranganpun untuk (menyembah)nya. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti sangkaan-sangkaan, dan apa yang diingini oleh hawa nafsu mereka dan sesungguhnya telah datang petunjuk kepada mereka dari Tuhan mereka

⏺Mencari keberkahan tidak pada tempatnya merupakan syirik kecil, namun dapat berubah jadi syirik besar jika ada peribadatan selain pada Allah.

⏺Disebutkan dalam hadits

عَنْ أَبِى وَاقِدٍ اللَّيْثِىِّ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- لَمَّا خَرَجَ إِلَى خَيْبَرَ مَرَّ بِشَجَرَةٍ لِلْمُشْرِكِينَ يُقَالُ لَهَا ذَاتُ أَنْوَاطٍ يُعَلِّقُونَ عَلَيْهَا أَسْلِحَتَهُمْ فَقَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ اجْعَلْ لَنَا ذَاتَ أَنْوَاطٍ كَمَا لَهُمْ ذَاتُ أَنْوَاطٍ.

Dahulu kami berangkat bersama Rasulullah ﷺ keluar menuju Khoibar. Lalu, beliau melewati pohon orang musyrik yang dinamakan Dzatu Anwath. Mereka menggantungkan senjata mereka. Lalu mereka berkata, “Wahai Rasulullah! Buatkanlah untuk kami Dzatu Anwath (tempat menggantungkan senjata) sebagaimana mereka memiliki Dzatu Anwath.”

فَقَالَ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- « سُبْحَانَ اللَّهِ هَذَا كَمَا قَالَ قَوْمُ مُوسَى (اجْعَلْ لَنَا إِلَهًا كَمَا لَهُمْ آلِهَةٌ) وَالَّذِى نَفْسِى بِيَدِهِ لَتَرْكَبُنَّ سُنَّةَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ

Rasulullah ﷺ menjawab, “Subhanallah! Sebagaimana yang dikatakan oleh kaum Musa: Jadikanlah untuk kami sesembahan sebagaimana mereka memiliki sesembahan-sesembahan.” (QS. Al A’raaf: 138). Kalian benar-benar akan mengikuti kebiasaan-kebiasaan orang-orang sebelum kalian.”

⏺Kita harus selalu waspada menjalani kehidupannya karena bisa melakukan syirik kecil saat mengharapkan keberkahan bahkan menjadi syirik besar jika terkait dengan peribadahan pada selain Allah ‎ﷻ:

⚫️Soal Jawab

1️⃣Bagaimana menyikapi keluarga yang masih suka menziarahi kuburan orang-orang sholeh/wali tertentu?

✍️ Jawab:
⏺Pada dasarnya ziarah kubur yang dianjurkan hanya untuk didoakan sebagaimana Nabi ﷺ datang mendoakan syuhada uhud karena mereka punya jasa pada Islam.

⏺Tapi jika untuk mencari keberkahan maka tidak boleh. Tidak boleh safar untuk mencari keberkahan kecuali 3 tempat yaitu Masjidil Haram, Masjid Nabawi dan Masjidil Aqsha.

Rasulullah ﷺ bersabda tentang larangan untuk mengadakan perjalanan dengan tujuan ibadah ke tempat-tempat selain dari tiga tempat:
لاَ تُشَدُّ الرِّحَالُ إِلاَّ إِلَى ثَلاَثَةِ مَسَاجِدَ: مَسْجِدِ الْحَرَامِ، وَمَسْجِدِيْ هَذَا، وَمَسْجِدِ اْلأَقْصَى.
“Tidak boleh mengadakan safar/perjalanan (dengan tujuan beribadah) kecuali ketiga masjid, yaitu: Masjidil Haram, dan Masjidku ini (Masjid Nabawi) serta Masjid al-Aqsha.

⏺Kalau kuburan boleh dijadikan tempat ibadah, maka kuburan Baqi di Madinah pasti sudah dijadikan tempat ibadah. Tapi kita tahu tidak ada orang yang melakukan peribadatan di kuburan Baqi.

2️⃣Apakah boleh menjadi makmum dari seorang imam mesjid melakukan perjalanan ke kuburan wali? Imam tersebut pada dasarnya tetap meyakini bahwa yang mengabulkan doa adalah Allah ‎ﷻ

✍️ Jawab:
Jika secara zahir imam tersebut tidak melakukan kesyirikan, maka hukum asalnya boleh bermakmum padanya.

3️⃣Bagaimana cara memberi pemahaman pada saudara kita yang mencoba mencari keberkahan dengan mengusap tangan orang-orang sholeh?

✍️ Jawab:
Yang memiliki keberkahan dzat hanyalah Nabi ﷺ. Jika melakukan cium tangan hanya sebagai bentuk penghormatan maka tidak masalah.

4️⃣Bagaimana dengan barang peninggalan Rasulullah ﷺ di museum Turki, apakah kita boleh bertabarru dengan benda-benda tersebut?

✍️ Jawab:
Ustadz tidak mengetahui apakah benar benda tersebut peninggalan Nabi ﷺ . Namun demikian kita bisa mencari keberkahan dengan ajaran-ajaran Nabi ﷺ dan hal ini banyak dalilnya

5️⃣Apakah rahasia dari mengambil Rasulullah ﷺ dan para sahabat menjadi pedagang yang sukses?

✍️ Jawab:
Rasulullah ﷺ dan para sahabat suka bersedekah dan diniatkan karena Allah ‎ﷻ serta berikhtiar. Niatkanlah untuk menafkahi, silaturahmi, membantu fakir miskin dan untuk dakwah.

Allah berfirman dalam QS Al-Baqarah: 3
ٱلَّذِينَ يُؤۡمِنُونَ بِٱلۡغَيۡبِ وَيُقِيمُونَ ٱلصَّلَوٰةَ وَمِمَّا رَزَقۡنَٰهُمۡ يُنفِقُونَ
(yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebahagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka.

✅Follow | 👍Like | 📌Subscribe | ⤴️Share
🌎 Web: ittibamengaji.net
🎥 Youtube: youtube.com/c/ittibamengaji
📸 Instagram: instagram.com/ittibamengaji
📩 Telegram: t.me/ittibamengaji
🎙️ Twitter: twitter.com/ittibamengaji
💻 Facebook: facebook.com/ittibamengaji
🔊 Soundcloud: soundcloud.com/ittibamengaji

Series Navigation
Bagikan Catatan:

2 Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *