Ustadz Dr. Firanda Andirja, M.A.,  At-Tauhid

The Key To Jannah

This entry is part [part not set] of 11 in the series Tauhid

Diterbitkan pada -- 27 Januari 2021 @ 15:14

┏📜 🍃━━━━━━━━┓
📣 ITTIBA Mengaji
┗━━━━━━━━📜 🍃┛

THE KEY TO JANNAH
📖 Syarah Kitab At-Tauhid – Pertemuan Pertama
👤Ustadz Dr. Firanda Andirja Lc.M.A. حفظه الله تعالى
🗓️ 5 Rabi’ul Akhir 1442 H / 21 November 2020

Tauhid dibagi 3,
1. Rububiyah
2. Asma wa sifat
3. Uluhiyah

Pembagian tauhid menjadi tiga dimaksudkan untuk mengenal titik penyimpangan, agar mudah kita belajar dan memahami dengan benar.

Banyak orang yang salah pemahaman tentu tentang tauhid sehingga mereka tidak sadar bahwa mereka telah melakukan kesyirikan, melanggar tauhid Uluhiyah.

Allah menjelaskan kesalahan ini dalam ayat,

وَمَا يُؤْمِنُ أَكْثَرُهُم بِٱللَّهِ إِلَّا وَهُم مُّشْرِكُونَ ﴿١٠٦﴾

Dan sebahagian besar dari mereka tidak beriman kepada Allah, melainkan mereka berbuat syirik (dengan sembahan-sembahan lain). QS. Yusuf (12) : 106

Iman yang mereka ini adalah Rububiyah, tetapi syirik dalam hal Uluhiyah.

Pembagian tauhid:

A. Tauhid Uluhiyah, mengesakan Allah dalam hal peribadatan, hanya Allah yang berhak diibadahi.

B. Rububiyah, mengesakan Allah dalam hal Rububiyah (penciptaan dan pengaturan alam semesta). Allah esa dalam Penciptaan Pengaturan.

C. Asma wa Sifat, mengesakan Allah dalam nama dan Sifat-sifat -Nya. Hanya Allah yang mempunyai sifat-sifat sempurna tersebut.

Orang yang yakin dukun tahu ilmu ghaib, berarti syirik dalam Asma Wa sifat karena hanya Allah Yang Mengetahui ilmu ghaib.

Pembagian tauhid ini hanya metode, yang penting konten nya benar.

Ada sebagian orang yang menuduh pembagian tauhid menjadi tiga ini seperti Trinitas, namun ini telah dibantah oleh Syaikh Abdurrozzaq Al-Badr hafizohulloh dalam kitabnya الْقَوْلُ السَّدِيْدُ فِي الرَّدِّ عَلَى مَنْ أَنْكَرَ تَقْسِيْمَ التَّوْحِيْدِ (yang artinya : Perkataan yang Tepat dalam Membantah Orang yang Mengingkari Pembagian.

Termasuk metode adalah pembagian fikih menjadi 5 : halal, haram, mubah, sunah, makruh.

Pembagian tauhid ini sudah dari dahulu, bukan dimulai belakangan.

Ada juga ulama yang membagi tauhid menjadi 2 atau 4.

Saudara Asyairah juga membagi-bagi tauhid dalam kitab mereka.
Esa dalam dzat, sifat dan perbuatannya. Ungkapan mereka adalah:

إن الله واحد في ذاته لا قسيم له وواحد في صفاته لا نظير له، وواحد في أفعاله لا شريك له

“Sesungguhnya Allah (1) maha satu pada dzatnya maka tidak ada pembagian dalam dzatNya, (2) Maha esa pada sifat-sifatNya maka tidak ada yang menyerupai sifat-sifatnya, dan (3) Maha esa pada perbuatan-perbuatanNya maka tidak ada syarikat bagiNya.

Kaum Sufiyah membagi tiga tingkatan:

(1) Tauhidul ‘awaam تَوْحِيْدُ الْعَوَّام (Tauhidnya orang-orang awam)

(2) Tauhidul Khoosoh تَوْحِيْدُ الْخَاصَّةِ (Tauhidnya orang-orang khusus, مَقَامُ الْمُقَرّبِيْنَ) dan

(3) Tauhid Khoosotil Khooshoh تَوْحِيْدُ خَاصَّةِ الْخَاصَّةِ (Tauhidnya orang-orang super khusus مُشَاهَدَةُ الصِّدِّيْقِيْنَ)

Tauhid Al Uluhiyah

A. Definisi
1. Secara bahasa : Al Uluhiyah adalah masdar dari alaha

Kalimat لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ (laa ilaaha illallahu) secara umum maknanya adalah tidak ada yang berhak disembah dengan benar kecuali Allah semata.

Kalimat ini terdiri atas 4 kata :

Pertama : لاَ (tidak ada), merupakan an-Nafiyah li al-jins, yang fungsinya adalah menafikan (meniadakan) seluruh jenis ilah (tuhan yang disembah)

Kedua : إِلَهَ (sesembahan). Lafal ilaah dalam bahasa arab artinya مَعْبُوْدُ ma’buud (yang disembah), karena إِلَهَ dalam timbangan فِعَال yang artinya مَفْعُوْل, jadi إِلَهَ maknanya adalah مَأْلُوْه, seperti كِتَابٌ yang maknanya مَكْتُوْبٌ.

Karenanya dalam qiroah ibnu Abbas : وَيَذَرَكَ وَإِلَاهَتَكَ (Dia meninggalkanmu dan penyembahan terhadapmu –wahai Fir’aun-), Ibnu ‘Abbas berkata وَإِلَاهَتَكَ maknanya adalah عِبَادَتَك“Peribadatan kepadamu”, beliau juga berkata إِنَّمَا كَانَ فِرْعَوْنُ يُعْبَدُ وَلَا يَعْبُدُ “Fir’aun itu disembah dan ia tidak menyembah” (Tafsir At-Thobari 1/122).

Ibnu Abbas : Allah adalah pemilik peribadatan dan yang berhak disembah.

2. Secara istilah : mengesakan Allah dalam beribadah, hanya Allah yang berhak disembah.

{إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ (5) }

Hanya EngkaulahYangKami sembah dan  hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan.

Ini adalah metode pembatasan.

Adapun “Syahadat Laa ilaah illallahu” maka lebih kepada makna tauhid al-uluhiyah.

 

B. Lawan Tauhid, adalah syirik (Al Uluhiyah).
Kapan dikatakan syirik? Yaitu jika ada ibadah diserahkan kepada selain Allah.

Apa itu ibadah?

Contoh : doa, nadzar, menyembelih, berharap..

 

C. Kedudukan/Urgensinya Tauhid Al Uluhiyah.

1. Tauhid Uluhiyah mengandung tauhid Rububiyah dan Tauhid Asma Wa Sifat.

Karena yang berhak diibadahi adalah yang Esa dalam Rububiyah dan Esa Dalam sifat.

Hubungan 3 tauhid,
1. Yang mengakui Rububiyah dia harus tauhid Uluhiyah
2. Yang akui tauhid asma wa sifat dia harus akui tauhid Uluhiyah
3. Yang akui tauhid Uluhiyah, sudah pasti akui tauhid Rububiyah dan Asma Wa Sifat.

Allah menciptakan jin dan manusia untuk tauhid Uluhiyah..

Allah berfirman:

وَمَا خَلَقْتُ ٱلْجِنَّ وَٱلْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ ﴿٥٦﴾

Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. QS. Az Zariyat (51) : 56

Intisari dakwah para nabi adalah Tauhid Uluhiyah.

Intisari dakwah para rasul adalah tauhid Uluhiyah.

وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِى كُلِّ أُمَّةٍ رَّسُولًا أَنِ ٱعْبُدُوا۟ ٱللَّهَ وَٱجْتَنِبُوا۟ ٱلطَّٰغُوتَ

Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): “Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu”, QS. An Nahl (16) : 36

 

Metode Al Qur’an dalam memerintahkan Tauhid Uluhiyah

A. Al Qur’an berdalil dengan pengakuan terhadap Rububiyah untuk bertauhid Uluhiyah.

Firman Allah Ta’ala.

يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ ٱعْبُدُوا۟ رَبَّكُمُ ٱلَّذِى خَلَقَكُمْ وَٱلَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ ﴿٢١﴾
Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa,
QS. Al Baqarah (2) : 21

ٱلَّذِى جَعَلَ لَكُمُ ٱلْأَرْضَ فِرَٰشًا وَٱلسَّمَآءَ بِنَآءً وَأَنزَلَ مِنَ ٱلسَّمَآءِ مَآءً فَأَخْرَجَ بِهِۦ مِنَ ٱلثَّمَرَٰتِ رِزْقًا لَّكُمْ فَلَا تَجْعَلُوا۟ لِلَّهِ أَندَادًا وَأَنتُمْ تَعْلَمُونَ ﴿٢٢﴾
Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezeki untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui. QS. Al Baqarah (2) : 22

Itulah sebabnya syirik yang besar adalah tauhid Uluhiyah.

B. Menjelaskan keburukan atau ketidakmampuan sesembahan selain Allah.

إِذْ قَالَ لِأَبِيهِ يَٰٓأَبَتِ لِمَ تَعْبُدُ مَا لَا يَسْمَعُ وَلَا يُبْصِرُ وَلَا يُغْنِى عَنكَ شَيْـًٔا ﴿٤٢﴾

Ingatlah ketika ia berkata kepada bapaknya; “Wahai bapakku, mengapa kamu menyembah sesuatu yang tidak mendengar, tidak melihat dan tidak dapat menolong kamu sedikitpun? QS. Maryam (19) : 42

Contoh lain, bahkan cipta lalat pun tidak mampu.

يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ ضُرِبَ مَثَلٌ فَٱسْتَمِعُوا۟ لَهُۥٓ إِنَّ ٱلَّذِينَ تَدْعُونَ مِن دُونِ ٱللَّهِ لَن يَخْلُقُوا۟ ذُبَابًا وَلَوِ ٱجْتَمَعُوا۟ لَهُۥ وَإِن يَسْلُبْهُمُ ٱلذُّبَابُ شَيْـًٔا لَّا يَسْتَنقِذُوهُ مِنْهُ ضَعُفَ ٱلطَّالِبُ وَٱلْمَطْلُوبُ ﴿٧٣﴾

Hai manusia, telah dibuat perumpamaan, maka dengarkanlah olehmu perumpamaan itu. Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah sekali-kali tidak dapat menciptakan seekor lalat pun, walaupun mereka bersatu menciptakannya. Dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka, tiadalah mereka dapat merebutnya kembali dari lalat itu. Amat lemahlah yang menyembah dan amat lemah (pulalah) yang disembah. QS. Al Hajj (22) : 73

C. Ingatkan bahwa kaum musyrikin arab dalam kondisi genting Ikhlas kepada Allah.
Misalnya dalam ayat berikut, Allah Ta’ala berfirman,

هُوَ الَّذِي يُسَيِّرُكُمْ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ حَتَّى إِذَا كُنْتُمْ فِي الْفُلْكِ وَجَرَيْنَ بِهِمْ بِرِيحٍ طَيِّبَةٍ وَفَرِحُوا بِهَا جَاءَتْهَا رِيحٌ عَاصِفٌ وَجَاءَهُمُ الْمَوْجُ مِنْ كُلِّ مَكَانٍ وَظَنُّوا أَنَّهُمْ أُحِيطَ بِهِمْ دَعَوُا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ لَئِنْ أَنْجَيْتَنَا مِنْ هَذِهِ لَنَكُونَنَّ مِنَ الشَّاكِرِينَ (22) فَلَمَّا أَنْجَاهُمْ إِذَا هُمْ يَبْغُونَ فِي الْأَرْضِ بِغَيْرِ الْحَقِّ يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّمَا بَغْيُكُمْ عَلَى أَنْفُسِكُمْ مَتَاعَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا ثُمَّ إِلَيْنَا مَرْجِعُكُمْ فَنُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ (23)

“Dia-lah Rabb yang menjadikan kamu dapat berjalan di daratan, (berlayar) di lautan. Sehingga apabila kamu berada di dalam bahtera, dan meluncurlah bahtera itu membawa orang-orang yang ada di dalamnya dengan tiupan angin yang baik, dan mereka bergembira karenanya, datanglah angin badai. Dan (apabila) gelombang dari segenap penjuru menimpanya, dan mereka yakin bahwa mereka telah terkepung (bahaya), maka mereka berdoa kepada Allah dengan mengikhlaskan ketaatan kepada-Nya semata-mata. (Mereka berkata), ‘Sesungguhnya jika Engkau (Allah) menyelamatkan kami dari bahaya ini, pastilah kami akan termasuk orang-orang yang bersyukur.’

Maka ketika Allah menyelamatkan mereka, tiba-tiba mereka membuat kezaliman di muka bumi tanpa (alasan) yang benar. Wahai manusia, sesungguhnya (bencana) kezalimanmu akan menimpa dirimu sendiri. (Hasil kezalimanmu) itu hanyalah kenikmatan hidup duniawi, kemudian kepada Kami-lah kembalimu. Lalu kami kabarkan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan” (QS. Yunus [10]: 22-23).

sebab tersebarnya kesyirikan dalam tauhid Uluhiyah

1. Salah dalam mendefinisikan makna Allah atau Al Ilah.

Laa Ilaha.. ≠ laa qodiro alaa ikhtiro
Tidak ada yang mampu menciptakan kecuali Allah.

Padahal makna Al Ilah itu maknanya Yang disembah.

2. Sebagian ulama jaman sekarang menyatakan “Selama masih meyakini yang menciptakan hanya kepada Allah maka tidak syirik”

Akhirnya berdoa kepada selain Allah tidak syirik, jika dianggap sebagai sebab.
Begitu juga pakai jimat, pergi ke dukun, jika hanya sebagai sebab.

3. Mereka tidak kembali kepada penjelasan ulama-ulama salaf (Ulama-ulama Asyairah terdahulu).
Sebagian ulama Asyairah menjelaskan tauhid Uluhiyah dengan sangat baik.

Misalnya…

Al Baqilani.
Al Halimi
Ar Rozy = pengagungan ahli kubur adalah sarana kesyirikan.

Semoga bermanfaat..
Catatan ini juga bisa dibaca di :

THE KEY TO JANNAH

##$$-aa-##$$

✅Follow | 👍Like | 📌Subscribe | ⤴️Share
🌎 Web: http://ittibamengaji.net
🎥 Youtube: http://youtube.com/c/ittibamengaji
📸 Instagram: http://instagram.com/ittibamengaji
📩 Telegram: http://t.me/ittibamengaji
🎙️ Twitter: http://twitter.com/ittibamengaji
💻 Facebook: http://facebook.com/ittibamengaji
🔊 Soundcloud: http://soundcloud.com/ittibamengaji

Series Navigation
Bagikan Catatan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *